Minggu, 18 Oktober 2009
sate dangung-dangung
however!! its very nice in my country!!
if you want to try "sate dangung-dangung" please come to dangung-dangung, west sumatera!!
if you want a guide, you can call me at fadh_gun@rocketmail.com. OK!!!
ada yang mau??
kalo ada, silahkan datang ke dangung-dangung, sate di dangung-dangung ini telah terkenal kelezatannya,,hahahaha
kalo ada yang mau traktir saya untuk makan sate ke dangung-dangung, hub saya di fadh_gun@rocketmail.com, jika anda berada di luar sumbar, saya bersedia memandu anda!!
Rabu, 19 Agustus 2009
PIK KRR
foto ini diambil sewaktu penutupan DIKLAT PIK KRR angkatan ke 3
PIK KRR atau Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja. Merupakan tempat berkonsultasi remaja dengan teman sebayanya tentang TRIAD KRR( seksulitas, NAPZA, HIV/AIDS).
maka pada forum ini author melayani curhat2 tentang KRR, atau jika ada yang mau curhat tentang hal yang lain juga boleh,,
Kamis, 02 Juli 2009
minang fantasi
objek wisata yang berada di Padang Panjang ini sungguh menarik untuk dikunjungi, dengan fitur-fitur kolam renang dan pemandian yang bisa dibilang lengkap, juga terdapat wahana lain, seperti:
1. perkampungan Minang Kabau
2. 4 dimensi ...( lupa namanya,,)
3. lapangan futsal
4. mobil antar emput
5. komedi putar
6. rooler coaster mini(pendek banget lintasannya)
7. jajanan yang enak2
8. dan lain2
juga terdapat CFC dan resto/rumah makan bagi yang ingin mencas tenaga sehabis berenang..
sarana ibadahnya juga memadai!!!
catatan:
ini berdasarkan pengamatan penulis
Selasa, 21 April 2009
HARUN YAHYA
| ||||||||||
|
renungan
Tsunami di Ujung Tarikan Napas Nabi Musa AS |
Milis DT - "Inna Ahwanal Anbiyaa-i Mautan Kaliimullaah Muusaa'alaihissalaam" (Di antara para nabi yang paling mudah mengalami derita kematian adalah Nabi Musa AS).
Kalau bumi yang mampu menampung miliaran lembar nyawa manusia saja ukurannya seperti titik, lantas di mana tempat kita di tengah tata surya ini? Lantas, kenapa kita selalu merasa paling besar, paling berkuasa sangat angkuh, padahal sesungguhnya kita hanyalah mahluk yang sangat lemah tak berdaya? Kenapa kita selalu merasa hebat, padahal di luar hak kepemilikan Allah SWT atas kita, rasa ketergantungan kita kepada alam sangatlah besar?
Di penghujung tahun 2004 lalu, Allah benar-benar menunjukkan betapa Maha Besar-Nya Dia dan betapa sangat kecil dan lemahnya kita. Sebuah patahan bumi yang bergerak hingga menyebabkan gempa serta lempengan bumi yang menganga sepersekian detik hingga mengakibatkan tumpahnya air laut dalam bentuk tsunami, seperti hentakan keras suara Malaikat Maut di gendang telinga kita bahwa Allah itu Wujud (Maha Ada).
Dalam untaian kata-kata biasa, gempa tektonik berskala 9,0 magnitudo telah menyebabkan tsunami di Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 sehingga 150 ribu orang tewas di 12 negara Asia-Afrika. Bencana ini terjadi persis setahun setelah gempa di Bam Iran yang menewaskan 30 ribu orang pada tanggal 26 Desember 2003. Lantas di mana letak Aceh dan Sumatra Utara di antara molekul-molekul itu? Aceh dan Sumatra Utara hanya sebagian kecil dari Bumi Nusantara Indonesia hanya bagian terkecil dari bentangan bumi. Bumi tak lebih dari sekadar satu titik dari sebuah garis kekuasaan di antara Kekuasaan-Nya. Allahu Akbar!
Dalam konteks ke-Maha Besar-an Allah, bencana gempa bumi dan gelombang tsunami tersebut benar-benar tak mampu kita prediksi sehingga untuk mengetahui adanya aktivitas seismik yang dapat direkam sebelum terjadi gempa, tak bisa kita lakukan. Ketika pengetahuan manusia begitu terbatas, kepekaan menurun, kesadaran ilmiah berkurang, mendadak bencana itu seperti dikendalikan dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.
Di tengah arogansi kita sebagai manusia Allah SWT langsung menunjukkan Sifat Al-Qahhar (Yang Maha Perkasa) dengan memerintahkan malaikat untuk meniupkan triliunan ton kumpulan energi yang sangat besar, sehingga terciptalah gempa dan tsunami. Demikianlah, "Wa Idzal Bihaaru Fujjirot" (Dan Apabila Samudera Ditumpahkan). Secara materi dan kasat mata kerusakan yang ditimbulkan luar biasa mengerikan. Ribuan bangunan rata dengan tanah dan kampung-kampung menghilang dari peta daerah. Yang sungguh menghempaskan jiwa kita sebagai anak manusia ke dasar sumur tanpa dasar adalah karena beribu-ribu lembar nyawa manusia melayang dengan proses dan caranya masing-masing. Kalau kerusakan benda dapat kita berikan, bagaimana dengan tercabutnya nyawa-nyawa tak berdosa karena diambil Malaikat Maut tanpa ada isyarat sedikitpun.
Mereka yang menjadi korban adalah rakyat kita yang tingkat kepatuhannya tak pantas kita pertanyakan. Saudara-saudara kita di Aceh terutama sudah sekian puluh tahun menderita lahir dan batin karena situasi yang tak pernah menentramkan. Dalam hikmah-Nya puluhan atau mungkin seratus ribu lebih nyawa itu, sengaja diselamatkan Allah untuk didaftarkan sebagai penghuni surga karena dunia sudah tak nyaman bagi mereka.
Lantas, benarkah pendaftaran menuju surga tanpa pengorbanan? Tercabutnya nyawa dari badan sungguh tak terperikan sakitnya. Tapi bagi syuhada Aceh itu jauh lebih baik dengan menjadi penghuni surga ketimbang terus menderita. Coba kita simak sebuah riwayat berikut seputar gambaran tercabutnya nyawa dari jasad manusia. Syahdan, begitu tiba janji-Nya Malaikat Maut mendatangi Nabi Musa alaihissalam. Nabi Musa mendadak pucat. Hanya karena kedekatannya kepada Allah SWT Malaikat Maut mencoba melakukan dengan sangat hati-hati. Begitu Malaikat Maut akan mencabut nyawa Nabi Musa dari ujung kakinya, Nabi Musa bertanya, "Sampai hatikah engkau mencabut nyawa saya dari kaki yang pernah kugunakan untuk berjalan menuju Gunung Tursina ketika turun Firman-Nya?".
Malaikat Maut mengurungkan niatnya, "Bagaimana kalau dari tangan?" tanya Malaikat Maut. "Duhai Malaikat Maut. Lupakah engkau betapa hanya dengan tangan ini saya menerima lembaran-lembaran shahifah suci yang berisikan Firman-Nya?" kata Nabi Musa merajuk. "Bagaimana kalau dari bagian kepala saja?" kata Malaikat Maut masih menawar. "Ya Allah Robbul 'Izzati. Malaikat-Mu akan mencabut nyawa hamba mulai dari kepala ini, padahal sepanjang hidup hamba jadikan tempat untuk bersujud dan bermunajat kepada-Mu?" kata Nabi Musa. Begitu tak ada jalan lain, Malaikat Maut mengambil untuk Nabi Musa selembar kulit jeruk. "Hai Musa, hiruplah aroma kulit jeruk itu saja," perintah Malaikat Maut. Begitu aroma jeruk menyelusup ke rongga hidungnya, Nabi Musa menghembuskan napas. Beliau wafat di ujung kulit jeruk. Jeruk yang skala dahsyatnya seperti gelombang tsunami.
Itulah yang dialami Nabi Musa, sebuah proses termudah. Bagaimana dengan proses kematian saudara-saudara kita yang diterjang gelombang tsunami? Kalau kita harapkan mereka menjadi syuhada (pasti bukan nabi), maka kita bisa menggambarkan sendiri. Kini mari kita lepas kepergian saudara-saudara kita sebagai ahli surga. Kita yang ditinggal, mari berlatih memahami kematian secara tulus dan mencoba merasakan betapa dahsyatnya kematian. Wallaahu A'lamu Bisshowaab. (RioL)
Planet tempat kita tinggal, hanyalah merupakan titik teramat kecil di tengah bentangan Bima Sakti yang menghuni alam semesta. Ia tak lebih dari sekadar sebuah molekul sepermini di antara bilangan tak terhingga molekul-molekul lainnya. Bumi kita dikelilingi lautan mahaluas dengan gelombang miliaran ton energi yang sungguh ganas. Di atas semua kehidupan ini, Allah SWT bersemayam, di Singgasana kerajaan-Nya. Dialah yang mengatur semuanya.
( ni untuk kemashlatan umat)
Jumat, 10 April 2009
badai
pada tanggal 11 bulan desember tahun 2008, angin kencang yang melanda desa padang japang merubuhkan pohon tarok tua di tebing masjid raya padang japang, sehingga jalan ke mesjid rusak. dan kendaraan roda empat tidak bisa melewati jalan tersebut. dan kendaraan roda 2 pun harus berhati2 agar tidak jatuh ke dalam kolam ikan.
Senin, 30 Maret 2009
Sabtu, 28 Maret 2009
papan selamat datang dari arah limbanang
balai adat
papan selamat datang dari arah balai talang
nota kesepakatan
HABSYAR
Habsyar atau hari adat basandi syarak. Diresmikan pada tanggal 12 februari 2009 di Balai Adat Nagari di Talago. Isinya merupakan kesepakat Anak Nagari Tujuah koto Talago, isinya sebagai berikut:
KAMI ANAK NAGARI TUJUAH KOTO TALAGO (NINIAK MAMAK, CODIAK PANDAI, ALIM ULAMO, BUNDO KANDUANG, DAN PEMUDA) MELAKSANAKAN HABSYAR(HARI ADAT BASANDI SYARA’)
DENGAN INI BERIKRAR:
A. Ketentuan Khusus
1. Hari Absyar ditentukan pada hari kamis pukul 18.00 wib sampai dengan hari jum’at pukul 18.00 wib.
2. Tidak dibenarkan main domino, koa, dan sejenisnya mulai hari Kamis pukul 18.00 sampai dengan hari jum’at pukul 18.00 wib.
3. Diharuskan Kamis malam membaca Alquran disetiap rumah dan tempat ibadah lainnya.
4. Pada siang jum’at, jika keluar rumah diharuskan berpakaian muslim/muslimah.
B. Ketentuan Umum
1. Bagi siswa SD, SMP, SLTA, tidak diperbolehkan keluar rumah, kecuali malam minggu dan hari libur lainnya.
2. Dianjurkan kepada Pemuda Jorong untuk mengadakan wirid remaja 2 x 1 bulan(setiap sabtu malam).
3. Menggiatkan kembali PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) dan diwaktu kegiatan kedai atau warung dibuka setelah acara selesai.
4. Setiap pendatang ke Nagari Tujuah Koto Talago minimal 6 bulan harus mendaftar sebagai penduduk Tujuah Koto Talago (pakai KTP kecuali pelajar)
5. Menghimbau semua anak kemenakan/masyarakat nagari mulai waktu shalat Maghrib sampai dengan shlat Isya, member siraman rohani dan pendidikan kepada anak cucu, serta disarankan agar tidak menghidupkan TV dan Radio atau sejenisnya yang bersifat tidak menunjang pendidikan.
Diharapkan kepada seluruh masyarakat menjunjung tinggi kebulatan ini demi masa depan anak cucu kita.
Kami yang menyatakan:
1. Ketua Pemuda : Putra Satria Veri
2. Bundo Kanduang : Hj. Amdalisma
3. Ketua Muna : H. Asri Jamal, BA
4. Niniak Mamak : 1. H.M Dt. Panduko Tuan
: 2. N. Dt. Karaiang
: 3. Dt. Bosa Nan Elok
: 4. MR. Dt. Tan Marajo
5. Codiak Pandai Ketua Bamus : Drs. Adia Putra
6. Wali Nagari Tujuah Koto Talago : Drs. Hasbi Zuhdi
Kamis, 26 Maret 2009
bupati main gitar
ketua sekbid dokumentasi.
bagaimana bupati di daerah lain, apa ada yang mau menandingi??? inilah potret bupati lima puluh kota, bapak amri darwis, juga bisa menghibur rakyatnya....
bapak bupati bermain gitar dan bernyanyi di depan rakyatnya, saat acara perpisahan di kampus acasia atau tepatnya SMAN 1 kec Suliki.